ANIMASI 2D SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG INNER CHILD KEPADA GENERASI Z

Dwiardha, Diokta faiz and Anwar, Ahmad Khoirul and Wibowo, Yudi (2024) ANIMASI 2D SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG INNER CHILD KEPADA GENERASI Z. Skripsi thesis, Unversitas Sahid Surakarta.

	Text Diokta Faiz Dwiardha_Hal. Awal_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Download (3MB)
	Text Diokta Faiz Dwiardha_BAB I_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Download (1MB)
	Text Diokta Faiz Dwiardha_BAB II_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Download (753kB)
	Text Diokta Faiz Dwiardha_BAB III_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy
	Text Diokta Faiz Dwiardha_BAB IV_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy
	Text Diokta Faiz Dwiardha_BAB V_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Download (305kB)
	Text Diokta Faiz Dwiardha_Daftar Pustaka_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Download (381kB)
	Text Diokta Faiz Dwiardha_Lampiran_2019021018 - Dioktafaiz Dwiardha.pdf Download (687kB)

Abstract

Generasi Z atau disingkat Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) indonesia pada sensus penduduk tahun 2020. Sebagian besar Gen Z adalah anak - anak dari Generasi X atau Generasi Milenial yang lebih tua. Gen Z adalah generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses internet dan teknologi digital sejak usia muda. Oleh sebab itu Gen Z telah dijuluki sebagai“ digital native” atau orang orang yang tumbuh bersamaan dengan reformasi digital. Dengan adanya perkembangan teknologi di zaman sekarang akan sangat mempengaruhi pola dan gaya hidup, mindset, pengalaman, psikologi, dan lain sebagainya pada setiap generasi. Gen Z dikenal sebagai generasi yang lebih memiliki pemikiran terbuka, lebih peduli tentang prestasi akademis, prospek pekerjaan di masa depan, dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. namun Gen Z sebagian besar terlalu bergantung dengan adanya teknologi canggih dibandingkan bersosialisasi ke masyarakat, mengunakan media sosial sebagai bahan perbandingan gaya hidup, ingin serba instan dan sering melakukan self diagnosis tanpa konsultasi ke psikolog. Oleh karena itulah Gen Z dikenal memiliki kesehatan mental paling rapuh dari generasi sebelumnya. Penyebab hal ini terjadi adalah karna gaya pola asuh parenting yang tidak baik, memiliki trauma dan peristiwa buruk dimasa anak - anak, mengalami kekerasan verbal dan non verbal, pelecehan, penolakan dari suatu lingkungan, ketidakhadiran sosok orang tua di dalam keluarga, TPPO dan lain sebagainya. Apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat dapat menyebabkan seseorang memiliki trauma yang mendalam dan luka batin inner child negatif yang kemudian dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai gangguan kesehatan mental, bertingkah laku seperti anak-anak, dan kurang bijaksana dalam menghadapi suatu masalah kehidupan ketika dewasa. Oleh sebab itu perancang merancang sebuah video edukasi dalam bentuk animasi dengan berdasarkan hasil data wawancara psikolog dan beberapa artikel jurnal sebagai bahan referensi. Metode perancangan ini memiliki 5 tahapan yaitu Development, Pra-Produksi, Produksi, Pasca Produksi, dan Distribusi. Hasilnya adalah sebuah animasi 2D dan beberapa merchadise yang digunakan sebagai media promosi suatu karya. Harapan dari perancangan animasi 2D ini adalah dapat memberikan solusi, wawasan tentang bagaimana memutuskan rantai luka batin inner child agar tidak mewariskan sifat buruk atau gangguan kesehatan mental ke dalam kehidupan rumah tangga di masa depan. Sehingga dapat menciptakan generasi yang bermental sehat dan berprestasi.

Actions (login required)

View Item